Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja
Dalam pembagian tahapan perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa juvenilitas (adolescantium), pubertas, dan nubilitas.
Masa remaja disebut juga sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rokhaniyah dan jasmaniyah. Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama para remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Maksudnya penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.
Peneliti mengemukakan bahwa agama memiliki sejumlah dampak positif bagi remaja (Santrock, 2007). Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki masa progresif. Perkembangan agama pada masa remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut Starbuck (Jalaluddin, 2010) adalah:
1. Pertumbuhan Pikiran dan Mental
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajran agama mulai timbul. Selain masalah agama merekapun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya.
2. Perkembangan perasaan
Perekembangan telah berkembangna pada masa remaja. Perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya.
Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius pula. Sebaliknya, bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual. Masa remaja merupan masa kematangan seksual. Didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super, remaja lebih mudah terperosok kearah tindakan seksual yang negatif.
3. Pertimbangan sosial
Corak keagamaan para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangna moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis.
4. Perkembangan moral
Perkembangna moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencapai proteksi. Tipe moral yanh juga terlihat pada para remaja juga mencakupi:
a. Self-directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangna pribadi.
b. Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.
c. Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama.
d. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral.
e. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.
5. Sikap dan minat
Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka (besar kecil minatnya).
6. Ibadah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Ross dan Oskar Kupky menunjukkan bahwa hanya 17 % remaja mengatakan sembahyang bermanfaat untuk berkomunikasi dengan tuhan, sedangkan 26% diantaranya menganggap bahwa sembahyang hanyalah merupan media untuk bermeditasi.
Daftar Pustaka :
· Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2011
· Dessya Natascha Y, Konflik Intrapersonal dalam Memeluk Agama Pada Remaja dengan Orang Tua yang Berbeda Agama. (http://dokumen.tips/documents/jurnal-psikologi-konflik-intrapersonal-dalam-memeluk-agama-pada-remaja-dengan.html)
Post a Comment for "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja"